Post
kali ini Admin akan membahas tentang Sepatu Formal, Kalian mungkin pernah
mendengar istilah “Sepatu Formal” dan terbayang sebuah model sepatu kaku
berwarna hitam berbahan dasar leather, biasanya di acara-acara resmi atau para
pegawai kantoran seringkali terlihat memakai sepatu jenis ini, tetapi apakah
sepatu formal ini hanya cocok digunakan untuk acara-acara khusus atau resmi?
Sepatu formal model apa yang selalu membuat pemakainya terlihat kece walaupun
bukan pekerja kantoran ? kita coba review dan memberikan tips memilih paling
jitu berbagai model sepatu formal atau yang juga disebut Dress Shoe ini..
JENIS JENIS SEPATU FORMAL
1. OXFORD (BARMORAL in American)
Oxford Shoe adalah
sebuah sejarah dari Universitas Oxford, oxfords adalah versi terbaru dari model
Oxonians yang populer di universitas pada tahun 1800-an. Ketika gaya
setengah-boot Oxonians menjadi usang, para mahasiswa mencari alternatif gaya
yang baru dan Oxford Shoe pun lahir.
Oxford menjadi
default mode dari pengembangan model Dress Shoe selanjutnya dan menjadi sebuah
shoe model yang Timeless.
REKOMENDASI
PEMAKAIAN HARIAN: 4 of 5
KANTORAN: 4 of 5
LAPANGAN: 1 of 5
EVENT RESMI: 5 of 5
PEMAKAIAN HARIAN: 4 of 5
KANTORAN: 4 of 5
LAPANGAN: 1 of 5
EVENT RESMI: 5 of 5
2. THE DERBY SHOE (GIBSON or BLUCHER in American)
Derby shoe awalnya
diperuntukkan untuk kegiatan olahraga dan boot untuk berburu pada medio 1850an,
baru pada menjelang abad ke-20 mulai menjadi alas kaki untuk aktifitas
perkotaan. Karena kemiripan bentuk modelnya, Derby Shoe sering tertukar sebagai
Oxford Shoe, untuk membedakan antara Derby Shoe dan Oxford Shoe ada pada
penempatan bagian pola untuk tali sepatunya (facing placement), pada Oxford
Shoe facing placement dibuat tertutup disebut dengan istilah “closed lacing”
sementara pada Derby Shoe facing placement dibuat terbuka disebut dengan
istilah “open lacing”
REKOMENDASI
PEMAKAIAN HARIAN: 5 of 5
KANTORAN: 4 of 5
LAPANGAN: 2 of 5
EVENT RESMI: 4 of 5
PEMAKAIAN HARIAN: 5 of 5
KANTORAN: 4 of 5
LAPANGAN: 2 of 5
EVENT RESMI: 4 of 5
3. MONK STRAP
Disebut Monk Strap
karena awalnya alas kaki model ini popular dipakai oleh para biarawan, karena
modelnya yang simple (tidak menggunakan tali) dan desainnya yang menutupi kaki,
Monk Strap dianggap dapat melindungi bagian kaki ketika dipakai beraktifitas
daripada sandal yang biasa para biarawan gunakan.
Ciri khas model Monk
Strap sangat jelas, di bagian tali sepatu dihilangkan dan diganti oleh Strap
yang memanjang dari sisi satu dengan pilihan pengunci gesper jenis tunggal atau
kembar/ganda.
REKOMENDASI
PEMAKAIAN HARIAN: 4 of 5
KANTORAN: 5 of 5
LAPANGAN: 1 of 5
EVENT RESMI: 4 of 5
PEMAKAIAN HARIAN: 4 of 5
KANTORAN: 5 of 5
LAPANGAN: 1 of 5
EVENT RESMI: 4 of 5
4. LOAFER
Versi santai dan
tidak rigid dalam kategori Dress Shoe ialah model jenis Loafer, Loafer awalnya
ditujukan sebagai sandal rumah yang dibuat untuk Raja George VI dari Inggris,
Model Loafer tidak pernah menjadi popular dan hanya dinilai sebagai jenis
Casual Shoe sampai kemudian mulai diproduksi di Amerika Serikat pada sekitar
1930-an, Loafer mulai menjadi tren mode ketika pada 1960-an para pengusaha dan
pengacara di Amerika mulai memakainya dengan setelan jas. Pada tahun 1966,
Brand ternama Gucci memperkenalkan Loafer dengan strap logam yang elegan dan
membuat Loafer terangkat popularitasnya sebagai Dress Shoe.
Ciri khas dari
Model Loafer ialah Pola Muka (Upper) yang dibuat dalam satu alur dan ditarik
panjang mengikuti tinggi permukaan jari kaki dari pola upper bagian depan
(Toe).
PEMAKAIAN HARIAN: 5 of 5
KANTORAN: 4 of 5
LAPANGAN: 3 of 5
EVENT RESMI: 4 of 5
5. THE DRESS BOOT
Pada era victorian,
Boot hanya digunakan untuk aktifitas harian tetapi karena sangat terbatasnya
pilihan model sepatu pria di saat itu akhirnya memaksa Dress Boot menjadi
sepatu formal yang dipakai pria untuk menghadiri acara-acara resmi seperti
acara minum teh atau makan siang formal. Konstruksi modelnya mengacu pada
Oxford/Derby Shoe umumnya, hanya bentuknya dibuat lebih tinggi diatas atau
sejajar mata kaki.
PEMAKAIAN HARIAN: 2 of 5
KANTORAN: 3 of 5
LAPANGAN: 3 of 5
EVENT RESMI: 4 of 5
6. THE CHELSEA BOOT
Chelsea Boot berasal
dari era old fashioned victorian england, dan awalnya didesain dan dibuat oleh
pembuat sepatu J. Sparkes-Hall untuk Ratu Victoria. Keelastisan bentuk
model sepatunya 'memungkinkan bagi mereka untuk memakai dan melepas sepatu
dengan mudah (slip-on style).
Chelsea Boot menjadi
alternatif praktis untuk model2 sepatu Victorian yang kaku pada saat itu dan
segera menjadi bagian dari satu set standar perlengkapan kebutuhan olahraga
berkuda. sepanjang tahun 1960-an model Chelsea Boot menjadi tren, di mana
mereka juga mewakili ikon budaya pop terbaik di masanya yaitu The Beatles.
Sepatu Boot tanpa tali ini memiliki bentuk ankle yang tinggi dan ramping dengan toe yang bulat dan heels pendek, Bagian vamp dan quarter bertemu di dekat pergelangan kaki dan terhubung dengan sebuah karet elastis sepanjang ankle.
Chelsea Boot
memiliki tampilan minimalis tanpa ada penambahan Broguing sebagai dekoratif
dengan tampilan Upper menggunakan hanya satu material bahan utama, Chelsea Boot
dibuat dengan teknik tarikan jahitan yang tidak rumit untuk dapat tetap menjaga
kerampingan di bagian ankle agar dapat menunjang elastisitas bentuknya.
Tampilan sederhana dari Chelsea Boot dapat dengan mudah untuk tetap memberikan sentuhan klasik/formal pada pemakaian kasual, atau dengan alternatif pemilihan material berbahan suede untuk pemakaian harian tapi tetap terlihat classy.
REKOMENDASI
PEMAKAIAN HARIAN: 4 of 5
KANTORAN: 3 of 5
LAPANGAN: 4 of 5
PEMAKAIAN HARIAN: 4 of 5
KANTORAN: 3 of 5
LAPANGAN: 4 of 5
EVENT RESMI: 3 of 5
7. THE CHUKKA BOOT
Asal-usul Chukka
Boot ditemukan dari sebuah permainan Polo, nama Chukker atau Chukka mengacu
pada istilah umum olahraga Polo untuk sebuah durasi periode permainan, Chukka
Boot adalah transformasi sepatu untuk olahraga Polo dalam versi lebih pendek
dari sepatu Polo yang umum digunakan pada saat itu. penggunaannya dimaksudkan
untuk memberikan kenyamanan lebih untuk pemain dan agar tetap dapat digunakan
pemain selepas pertandingan berakhir.
Chukka Boot adalah sepatu setinggi mata kaki dengan dua atau tiga eyelets untuk tali sepatunya. tidak seperti boots lain pada umumnya, bentuk pola untuk eyelets pada Chukka Boot didesain fit-in sehingga memungkinkan untuk tali sepatu dapat ditarik hingga titik maksimal dari bentuk pergelangan kaki pemakai, Chukka memiliki bentuk toe yang bulat, jahitan yang sederhana dan open lacing (mirip derby shoe).
Model Chukka biasanya dibuat dengan suede sebagai material bahan utamanya, namun Chukka pun masih cocok jika ingin dibuat dengan versi bahan utama leather untuk dapat memunculkan kesan yang lebih formal.
Walau sepintas
terlihat mirip dengan model desert boots, desert boot ialah versi kasual dari
boot chukka dengan model bentuk yang serupa, perbedaannya terletak pada sol
yang digunakan-desert boot menggunakan sol karet untuk menampilkan identitasnya
sebagai sepatu yang kasual. Chukka adalah alternatif yang mengejutkan untuk
para pengguna Dress Shoe dari sisi kenyamanan pengguna.
REKOMENDASI
PEMAKAIAN HARIAN: 5 of 5
KANTORAN: 3 of 5
LAPANGAN: 4 of 5
PEMAKAIAN HARIAN: 5 of 5
KANTORAN: 3 of 5
LAPANGAN: 4 of 5
EVENT RESMI: 3 of 5
Oke cukup sekian untuk penjelasan tentang "Sepatu Formal" kali ini jika ada kekurangan atau kesalahan Admin mohon maaf. Terimakasih.
Source: Klik Here
Stainless steel used to make our steel - Titanium Art
BalasHapusStainless steel used to make our camillus titanium steel Titanium art is babyliss pro titanium flat iron the titanium alloy highest quality steel used in building buildings, silicone dab rig with titanium nail factories, mens black titanium wedding bands and buildings.